BAB I Pendahuluan
Pengambilan contoh atau lebih populer disebut
sebagai ‘sampling’ adalah suatu prosedur tertentu yang harus diikuti bila suatu
substansi, bahan atau produk diambil untuk keperluan pengujian contoh yang
representatif dari keseluruhannya.
Suatu substansi, bahan atau produk diambil
contohnya untuk berbagai alasan tergantung pada kepentingannya :
·
dalam
penerimaan : untuk meyakinkan bahwa produk memenuhi spesifikasi.
·
selama
penyimpanan dan penanganan : untuk penjagaan serah terima dan penetapan harga,
untuk memonitor kondisi dan kualitas produk.
Berbagai metode sampling standar dapat dipilih
sesuai dengan tujuan dan kegunaan pengambilan contoh. Sedangkan bahan wadah
(container, vessel) dan ukuran volume sangat tergantung pada jenis contoh yang
akan diambil.
Menurut teknik pengambilannya sampling dibedakan
menjadi :
- Manual Sampling
- Automatic Sampling
Menurut
jenis fasa yang diambil maka substansi atau material yang diambil dapat berupa
- Fasa gas maupun fasa gas yang dicairkan
- Fasa cair
- Fasa padat
Menurut jenis produknya yang akan di sampling dapat
dibedakan menjadi :
- Air (air bersih, air minum dalam kemasan, air
buangan, air formasi)
- Gas (gas emisi , gas ambien, gas alam)
- Minyak bumi dan produknya, dll material.
Beberapa metode standar yang dipakai berkaitan dengan kegiatan
pengambilan contoh minyak bumi dan hasil-hasilnya, antara lain :
- ASTM Standar :
·
D 3700
Practice for Containing Hydrocarbon Fluid Samples Using a Floating Piston
Cylinder.
·
D 4057 Practice for Manual Sampling of Petroleum and Petroleum Products.
·
D 4306
Practice for Aviation Fuel Sample Contriners for Test Affected by Trace
Contamination.
·
D 4177 Practice for Automatic Sampling of Petroleum and Petroleum
Products.
·
D 5842 Practice for Sampling and Handling of Fuels for Volatility
Measurements.
·
D 5854
Practice for Mixing and Handling of Liquid samples of Petroleum and Petroleum
Products.
·
Standar
Pengukuran Minyak, API
·
Standar
GPA :
·
GPA
Standard 2166-86, Obtaining Natural Gas Sample for Analysis by Gas Chromatography
BAB II SAMPLING GAS ALAM
Metode GPA 2166-96
1. Ruang Lingkup
Metode sampling ini dikhususkan untuk gas alam yang
menggunakan kontainer vakum atau bertekanan, yang akan dibawa ke Laboratorium.
Kontainer dipilih sedemikian rupa, sehingga komposisi gas tidak berubah selama
tranportasi atau saat disimpan.
Prosedur sampling ini,
digunakan untuk analisis komposisi gas alam cara kromatografi gas dan juga
untuk maksud analisis yang lain. Khususnya diperuntukkan prosedur sampling yang
disebut prosedur sampling wet gas alam, yaitu pada tekanan sampai 1100 psi.
Dalam prosedur sampling ini tidak diuraikan cara sampling yang disebut dry gas
alam, yaitu sampling yang dibatasi oleh adanya tekanan.
2. Garis
Besar Metode
Sampel gas alam dipindahkan
dari sumber ke dalam wadah sampel dengan salah satu metode berikut.
(a). Purging Procedure - Fill and Empty Method
(b). Purging Procedure - Controlled Rate Method
(c). Evacuation kontainer
Procedure
Metode dipilih berdasarkan komposisi dari sampel, tekanan
dan temperatur sumber sampel dan jenis peralatan yang digunakan. Metode
sampling ini dikategorikan bukan sebagai jenis composite sample, akan tetapi
sebagai spot sample, dimana sampel diambil dalam interval waktu.
Dimungkinkan bahwa, saat pengambilan sampel
atau saat pengiriman sampel, akan terjadi kondensasi, oleh karena itu
disarankan agar wadah sampel dipanaskan pada suhu 20 - 50 of lebih tinggi dari
temperatur sumber.
3. Pemilihan Prosedur Sampling
Prosedur sampling dapat
dipilih sebagai tercantum pada Tabel I. Diklasifikasikan atas dua jenis sampel
gas alam, yaitu wet natural gas dan dry natural gas.
(a). Dry natural gas,
yaitu sampel gas alam yang
tidak membentuk kondensat saat pendinginan, yang disebabkan adanya ekspansi
dari tekanan sumber sampai tekanan atmosfer atau tekanan tertentu. Diklasifikasikan sebagai
dry natural gas bila tekanan
sumber kurang dari 400 psi.
(b). Wet natural gas,
yaitu sampel gas alam yang
dapat membentuk kondensat saat pendinginan, yang disebabkan adanya ekspansi
dari tekanan sumber sampai tekanan atmosfer. Diklasifikasikan sebagai wet
natural gas bila tekanan sumber diatas 400 psi.
Dry Natural Gas
(a). Purging Procedure - Fill and
Empty Method
Metode ini dipilih apabila
temperatur wadah sampel sama dengan atau lebih besar dari temperatur sumber. Tekanan sumber harus lebih besar dari tekanan atmosfer.
(b). Purging Procedure -
Controlled Rate
Metode ini dipilih apabila kondisinya sama dengan di atas.
(c). Evacuated Kontainer
Procedure
Metode ini dipilih apabila tekanan sumber di atas atau dibawah tekanan
atmosfer dan temperatur sumber lebih besar atau lebih kecil dari temperatur
wadah sampel.
(d). H2O Displacemennt
Procedure
Metode ini aplikatif
pada kondisi yang sama dengan Evacuated Kontainer Procedure (c), tekanan sumber yang dapat diterima harus
lebih besar dari tekanan atmosfer.
(e). Glycol Displacement
Procedure
Aplikatif pada kondisi yang sama dengan H2O Displacemennt
Procedure
(f) Floating Piston Cylinder
Procedure
Aplikatif pada kondisi yang sama dengan H2O Displacemennt
Procedure
Wet Natural Gas
(a). Purging Procedure - Fill and
Empty Method
Metode ini dipilih apabila
temperatur wadah sampel sama dengan atau lebih besar dari temperatur sumber. Tekanan sumber harus lebih besar dari tekanan atmosfer.
(b). Purging Procedure -
Controlled Rate
Prosedur ini tidak disarankan untuk wet natural gas.
(c). Evacuated Kontainer
Procedure
Prosedur ini dipilih apabila tekanan sumber 1100 psi atau dibawahnya. Temperatur sumber dapat lebih
besar atau lebih kecil dari temperatur wadah sampel.
(d). Reduce Pressure Procedure
Prosedur ini dapat
diaplikasikan pada kondisi sama dengan kondisi pada penggunaan prosedur
Evacuated kontainer. Tekanan pengisian dibatasi satu sampai dengan tiga di atas
tekanan sumber, rentang tekanan sumber
antara 100 – 1100 psig.
(e). H2O Displacement Procedure
Methoe ini aplikatif pada
kondisi yang sama dengan Evacuated Kontainer Procedure, tekanan sumber yang dapat diterima harus
lebih besar dari tekanan atmosfer.
(f). Glycol Displacement Procedure
Aplikatif pada kondisi yang sama dengan H2O Displacemennt
Procedure
(g) Floating Piston Cylinder
Procedure
Prosedur ini tidak direkomendasikan untuk Wet Natural Gas kecuali bila
silinder diberi grease yang tidak menyerab contoh.
4. Peralatan
(a). Wadah
sampel
Digunakan wadah sampel dari metal, yang tahan terhadap korosi serta
mempunyai faktor keselamatan yang tinggi. Disarankan wadah sampel dibuat dari
stainlees steel, karena dapat mengurangi terjadinya adsorpsi permukaaan dari
komponen hidrokarbon berat (heksana dan komponen yang lebih berat) dan juga
untuk mengurangi terjadinya reaksi antara karbon dioksida dan wadah.
Wadah sampel mempunyai satu Valve atau dua Valve, hal ini tergantung
pada prosedur sampling yang dipilih. Wadah sampel dan Valve harus mempunyai tekanan kerja,
sama dengan atau lebih besar dari tekanan maksimum di tempat sampling,
penyimpanan atau alat pembawa (transportasi) wadah sampel. Ukuran dari wadah sampel tergantung dari jumlah sampel yang diperlukan
untuk uji laboratorium yang hendak dibuat.
Tabel I memberikan ukuran
jumlah sampel minimum yang disarankan untuk uji laboratorium.
|
Standard Cubic Centimeter
|
Standard Cubic Feet
|
Uji
PVT
|
280 x 103
|
10
|
Analisis
Fraksi Temperatur Rendah
|
140 x 103
|
5
|
Uji
Kalorimeter untuk Heating Value
|
85 x 103
|
3
|
Analisis
dengan Mass Spectrometer
|
280
|
0,01
|
Analisis
dengan Kromatografi
|
280
|
0,01
|
(b). Sample Transfer Line
Sample transfer line berupa tubing yang dibuat dari stainless steel,
steel, atau tembaga atau logam lain yang ulet, tidak reaktif terhadap sampel. Stainlees steel digunakan
untuk tekanan di atas 1000 psi atau untuk gas yang mengandung H2S.
Dari Valve sumber sampling
dihubungkan dengan wadah sampling yang dilengkapi dengan dua Valve yaitu Valve
A dan Valve B, dimana Valve A dihubungkan langsung dengan wadah sampel (lihat
gambar 1). Lebih praktis apabila sample line pendek.
Gambar 1.
Tipikal Layout Sampling Gas
(c). Sample Line Separator
Bila pada sample point (titik pengambilan sampel) terdapat cairan, maka
liquid separator di tempatkan diantara sumber dan wadah sampel. Sebuah sinter metal filter
(saringan sinter logam) juga dapat digunakan untuk menjaga partikel padatan
keluar dari wadah sampel.
Untuk jelasnya, gas sampling
separator seperti ditunjukkan pada gambar 2 dan 3. Separator didesain sesuai
dengan kode vessel tekanan.
Gambar 2. Contoh Separator Sampling Gas
Gambar 3.
Contoh Separator Sampling Gas tipe B
(d). Sampling Points
Perhatikan pemilihan tempat pengambilan sampel (sampling points). Untuk
sampling gas, sampling points diambil di puncak pada- aliran horizontal,
maksudnya untuk mengurangi terjadinya kontaminasi liquid.
Disamping itu, sampling points juga dapat diambil di bagian setelah
posisi bangkok atau setelah diberi hambatan (rintangan), maksudnya untuk
mengurangi terjadinya kontaminasi liquid.
(e). Duplicate Samples
Apabila sampling ulangan
sangat sulit atau tidak mungkin, disarankan untuk mengambil sampel duplikasi.
Duplikasi sampel dilakukan dengan menggunakan Wadah sampel yang dipasang
paralel dan kemudian di isi bersamaan.
(f). Preparasi Wadah Sampel
Sebelum sampling, wadah sampel
harus dibersihkan, terutama untuk sampel yang berupa senyawa hidrokarbon cair.
Keberadaan lapisan minyak, grease, atau
sludge dapat dibersihkan dengan purging dengan steam, langsung dicuci dengan
larutan detergent panas, atau dicuci dengan solvent dan kemudian dikeringkan.
5. Prosedur Sampling
A. Purging - Fill and Empty
Method (Peralatan pada gambar 4.)
Hubungkan
tubing Extention (panjang 2-4 ft) yang dilengkapi Valve buang (Valve 4) dengan outlet Valve wadah sampel (Valve 3).
Cara ini disarankan untuk menghilangkan kemungkinan terdapatnya kondensat
hidrokarbon berat dalam outlet Valve wadah sampel.
Selanjutnya lakukan prosedur sampling dengan cara sebagai berikut :
1)
Buka Valve pada sampling point dan bersihkan kotoran-kotoran
yang terkumpul.
2)
Hubungkan ujung wadah sampel lewat sistem sampling
dengan sumber gas. Wadah sampel harus berada pada posisi tegak.
3)
Alirkan sampel gas lewat aliran sampel dan wadah
sampel pelan-pelan, maksudnya untuk menghilangkan udara (WaIve 2, 3 dan 4
dibukan penuh dan Valve 1 dibuka sediki t) .
4)
Tutup Valve pada extension line (Valve 4) dan biarkan
tekanan menaik sampai mencapai tekanan wadah sampel.
5)
Tutup inlet Valve wadah sampel (Valve 2) dan buka
pelan-pelan lobang wadah sampel lewat Valve extension tube (Valve 4) sampai
tekanan atmosfer. Kemudian buka inlet Valve wadah sampel (Valve 2).
6)
Ulangi step (4) dan (5). Pada Tabel II diberikan
berapa ulangan step (4) dan (5) harus dilakukan, yaitu pembilasan (purge) wadah
sampel yang efektif sehingga benar-benar diperoleh sampel yang representatif.
Tabel II
Tekanan Gas Maksimal Dalam Kontainer, psig
|
Jumlah Putaran Purging
|
15 - 30
|
13
|
30 - 60
|
8
|
60 - 90
|
6
|
90 - 150
|
5
|
150 -
500
|
4
|
> 500
|
3
|
Gambar 4. Sampling Gas
– Purging Fill and Empty Methode
(7). Dengan
pressure gage pada sampling manifold ditunjukkan besarnya tekanan wadah
sampel. Buka sedikit Valve sample (Valve 1) dan buka sedikit pula Valve extension
Valve (Valve 4), dengan inlet Valve pad a wadah sampel dibuka lebar-lebar, hal
ini dimaksudkan untuk memperoleh tekanan sampling yang diinginkan dan kecepatan
alir ke wadah sampel.
Catatan: Bila tekanan wadah
sampel sama dengan tekanan sumber gas, maka
Valve sampel (Valve 1), dibuka lebar-lebar.
(8). Lanjutkan pengaliran sampel selama 30 menit.
Amati terdapatnya sediki t cairan pada Valve huang extension tube (Valve 4).
Bila terlihat terdapat cairan, huang sampel.
(9). Bila tidak terdapat cairan pada Valve 4,
tutup secara bersamaan antara valve wadah sampel dan valve extension tube
(Valve 1 dan Valve 4). Hal ini dilakukan apabila tekanan wadah sampel telah
mencapai yang diinginkan.
(10). Catat tekanan wadah sampel. Tutup inlet valve dan outlet valve
wadah sampel.
Catatan : Bila dikehendaki lebih dari satu wadah
sampel maka harus di isi dalam waktu yang sama dan dengan menggunakan manifold.
(11)
Pindahkan wadah sampel dan tes yaitu dengan mencelupkan valve di dengan
menggunakan larutan pendeteksi, selanjutnya valve disumbat adanya kebocoran
dalam air, atau kebocoran.
B. Purging Controlled
Rate Methode
Susunan peralatan seperti
terlihat pada gambar 5.
Gambar 5.
Sampling Gas - Purging Controlled Rate Methode
Prosedur untuk sampling dengan metode ini adalah :
1)
Buka sampling valve dan bersihkan kotoran-kotoran
yang terkumpul disitu.
2)
Susun wadah sampel sesuai dengan gambar 5
3)
Pasang tubing tembaga atau yang lain sepanjang 3
dan valve 4.
4)
Tutup semua valve
5)
Buka penuh pelan-pelan valve sampling (valve 1)
6)
Buka pelan-pelan inlet valve wadah sampel (valve 2)
7)
Buka penuh (valve 3) pelan-pelan valve outlet wadah
sampel
8)
Buka penuh pelan-pelan valve extension tube (valve
4)
9)
Aliran pada cara ini untuk waktu tertentu seperti ditunjukkan pada gambar
7,8 atau 9
10) Tutup semua valve dengan
urutan-urutannya berkebalikkan dengan cara saat memulai
11)
Pindahkan wadah sampel dan tes kebocoran yaitu dengan mencelupkan valve di
dalam air atau dengan menggunakan larutan pendeteksi kebocoran. Selanjutnya
valve disumbat.
Gambar 7. Waktu purging untuk 10 volume perubahan - detik
Gambar 8. Waktu purging untuk 10 volume perubahan - detik
Gambar 9.
Waktu purging untuk 10 volume perubahan – detik
C. Evacuated
Container Method
Susunan peralatan ditunjukkan pada gambar 10.
Gambar 10. sampling
gas - Evacuated Container Method
Prosedur sampling cara evacuated kontainer method adalah sebagai berikut
:
1)
Evakuasikan wadah sampel sampai tekanan 1 mm Hg
atau dibawahnya. (Gunakan cylinder yang mempunyai fasilitas evakuasi dan teruji
dalam keadaan vakum). Sebelum digunakan, kevakuman dapat di tes dengan suatu
vacuum gage.
Catatan :
Sebagai alternatif untuk cylinder evakuasi, cylinder dapat diisi sampai
tekanan positif dengan gas iner dalam teknik analisis yang digunakan. Gas yang
dapat digunakan adalah gas hidrogen atau helium. Kandungan udara dalam wadah
sampel dapat dikurangi sampai harga terendah dengan purging dengan menekan gas
atau dengan evakuasi dan diisi dengan gas penekan. Kandungan gas penekan dapat digunakan untuk
modifikasi pada metode analisis.
2)
Buka valve pada sampling point dan bersihkan kotoran yang terkumpul di
titik itu.
3)
Pasang wadah sampel sebagai ditunjukkan pada gambar 10. Untuk purging,
kendorkan hubungan inlet valve wadah sampel (valve 3) sedemikian sehingga terjadi
aliran purging dari sample line sampai inlet valve wadah sampel.
4)
Lakukan purging pelan-pelan ke sample line dengan gas untuk mengusir udara
dengan membuka sebagian dari vent valve (Valve 2) dan sampling valve (Valve 1)
sehingga sampai gas mengalir dalam sample line dan keluar pad a inlet valve
wadah sampel dan keluar dari vent valve (Valve 2).
Selanjutnya, kencangkan
hubungan pada inlet valve wadah sampel dan tutup sampling valve (Valve 1).
Biarkan tekanan sample line menjadi tekanan atmosfer dan kemudian tutup vent
valve (Valve 2).
5)
Buka penuh sampling valve (Valve 1) dan buka pelanpelan inlet valve wadah
sampel (Valve 3), biarkan terjadi kenaikkan tekanan sampai tekanan sumber atau
sedikit dibawahnya. Terdapatnya kondensat dapat dihindari apabila sampling
dilakukan pada tekanan lebih rendah dari tekanan sumber.
6)
Tutup inlet valve wadah sampel (Valve 3) dan
sampling valve (Valve 1). Buka vent valve (Valve 2) untuk membebaskan tekanan
dalam sample line.
7)
Pindahkan wadah sampel dan tes kebocoran dengan
mencelupkan valve di dalam air atau dengan menggunakan larutan pendeteksi
kebocoran.Lakukan penyumbatan valve.
BAB III STANDAR PRAKTEK SAMPLING HIDROKARBON CAIR
Floating Piston Cylinder, ASTM D. 3700-94
1. Ruang Lingkp
Metode ini didiskripsikan untuk mendapatkan sampel
hidrokarbon cair yang homogen untuk analisis laboratorium
Pada metode ini tidak merekomendasikan penempatan titik pengambilan sampel.
2. Garis besar metode
Suatu sampel hidrokarbon cair dipindahkan di bawah tekanan
dari piston yang ada dalam silinder. Silinder berpiston ini didisain untuk menempatkan
gas iner yang bertekanan. Piston juga berfungsi sebagai pembatas antara
gas iner dan sampel, sehingga pada waktu sampel berbentuk cairan yang bertekanan masuk, tidak ada ruangan yang
kosong yang dapat digunakan untuk proses penguapan (ekspansi) sampel.
3.
Peralatan
1)
Kontainer seperti terlihat pada gambar 11, yang terdiri dari tubing logam yang sudah dihaluskan
bagian dalam maupun luarnya, Silinder ini didesain dapat menahan tekanan maksimum
pada waktu sampling dan tahan terhadap korosi. Volume silinder tergantung pada
volume sampel yang dibutuhkan.
2)
Silinder berisi piston yang dapat bergerak dan dilengkapi ring piston
yang terbuat dari TFE (Tetra Fluoro Carbon). Ring piston ini harus tahan
terhadap keberadaan sampel.
3)
Pipa transfer, Valve dan pengukur tekanan (manometer)
Gambar
11 Floating Piston Cylinder (Welker)
4) Prosedur Sampling
Prosedur ini digunakan untuk sampel hidrokarbon cair cair.
-
Isi silinder dengan gas iner melalui kerangan D hingga tekanan pada
silinder mencapai kira-kira 10 Psi di atas tekanan sampel pada titik sampel,
kemudian tutup kerangan D.
-
Sambungkan silinder piston dengan tempat sampling, tutup kerangan B dan
C, lakukan purging pada pipa aliran sampling ke silinder dengan membuka
kerangan B perlahan. Kemudian ganti arah aliran ke silinder dengan membuka
kerangan C yang menuju ke silinder pelan-pelan tutup kerangan B, sambil
mengamati tekanan pada manometer ada di ujung silinder yang lain.
-
Buka kerangan C masukan sampel sampai penuh sambil
mengeluarkan gas inner dengan membuka
kerangan D pelan-pelan menuju ke
silinder gas inner.
-
Yakinkan semua gas iner yang ada dalam
silinder sampel sudah keluar dan digantikan dengan cairan hidrokarbon,
(perhatikan tekanan pada manometer jaga jangan sampai turun), silinder sampel
sekarang telah terisi 80 % karena dikurangi dengan volume piston.
-
Kemudian tutup semua kerangan dan lepaskan silinder
dari sumber sampel dan silinder gas iner.
-
Sampel siap untuk dianalisis.
BAB IV STANDAR PRAKTEK UNTUK SAMPLING
LPG
ASTM D 1265-97
1.
Ruang Lingkup
Metode ini dapat digunakan untuk mendapatkan sampel
yang representatif pada sampling LPG
seperti Propana, Butana atau campuran, untuk
analisis di laboratorium. Sampel yang diperoleh dapat digunakan untuk
tes rutin di laboratorium kecuali untuk metode uji ASTM D 2163 yaitu
analisis komposisi.
2. Garis besar metode
Sampel dipindahkan dari sumber
dengan cara bilas dulu silinder dengan sampel , kemudian isi silinder sampling
dengan sampel.
Gambar 12
Tipikal kontainer sampel dan sambungan sampling
3. Peralatan
-
Kontainer Sampel, dibuat dari logam yang dapat memberikan keamanan
maksimum dan tahan terhadap korosi serta dilengkapi kerangan pada
ujung-ujungnya.. Material yang cocok berupa logam tahan karat (stainless
steel). Lebih jelas dapat dilihat pada gambar 12.
-
Pipa transfer sampel, terbuat dari logam tahan karat atau logam lentur
lainnya, yang dilengkapi dengan kerangan dan sambungan-sambungan pipa.
4.
Prosedur
Sambungkan ujung dari pipa transfer dengan kerangan titik
sampling dan kerangan C masukan pada silinder. Tutup kerangan kontrol A,
kerangan B dan kerangan C , lihat pada gambar 13. Bilas pipa sambungan dengan membuka kerangan
A dan B.
Gambar 13 Alternatif
Sambungan untuk pembilasan (purging)
Pembilasan kontainer sample:
Jika
identitas sampel tidak diketahui, gunakan prosedur pembilasan sebagai berikut :
-
Sambungkan kerangan D pada pipa transfer pada
posisi vertical dan kerangan C berada diatas.Gambar 13
-
Tutup kerangan B,C dan D. Buka Keragan A dan
kemudian kerangan C dan D. Isi sampel kontainer sampai cairan keluar dari
kerangan C. Tutup kerang C dan D
kemudian kerangan A yang ada di pipa transfer .
-
Longgarkan sambungan dengan pipa jaringan dengan silinder dan putar 180 o,
buka kerangan C dan D dan keluarkan cairan.
-
Kembalikan keposisi semula yaitu kerangan C ada di atas dan kuatkan
sambungan dan lakukan hal ini minimal 3 kali.
Jika
identitas sampel diketahui :
Seperti pada gambar 13 kerangan D berada di atas, tutup kerangan B
dan buka kerangan A , buka kerangan masukan C
dan masukkan sampel ke dalam silinder perlahan . kemudian tutup kerangan
A dan sampel yang telah menjadi uap dikeluarkan melalui kerangan D. dan lakukan
pembilasan ini minimal 3 kali.
5.
Pemindahan Sampel
Posisi silinder seperti pada gambar 13, kerangan D berada
di atas. Kerangan C dan D ditutup. Tutup kerangan B dan buka kerangan A buka
keranganan C dan isi silinder dengan sampel , kemudian tutup kerangan masukan C
dan buka kerangan B dan tutup kerangan sumber sampel A. Lepaskan silinder dari
sistem, dan periksa apakah ada kebocoran.
6.
Penempatan sampel
Simpan
silinder yang berisi sampel pada tempat yang dingin, tempatkan sampai analisis lengkap.
BAB V Standard Practice for
Manual
Sampling of Petroleum and Petroleum Products
ASTM
D 4057 - 95
2.1 Ruang
Lingkup
Mencakup prosedur secara manual untuk memperoleh
contoh yang mewakili (representative) dari produk minyak yang berupa cairan,
semi-cairan atau padatan yang mempunyai tekanan uap pada kondisi ambien dibawah
101 kPa ( 14,7 psia ).
Ringkasan prosedur sampling dan penggunaannya
disajikan dalam Tabel 1.
TABLE 1. Typical Sampling Procedures and Applicability
Application
|
Type
of Container
|
Procedure
|
Liquids of more than 13.8 kPa and not more than
101 kPa (14.7 psia) RVP
|
storage tanks, ship and barge tank cars, tank
trucks
|
bottle sampling
thief sampling
|
Liquids of 101 kPa (14.7 psia) RVP or less
|
storage tanks with taps
|
tap sampling
|
Bottom sampling of liquid of 13.8 kPa
(2 psia) RVP or less
|
storage tanks with taps
|
tap sampling
|
Liquids of 101 kPa (14.7 psia) RVP or less
|
pipe or lines
|
pipeline sampling
|
Liquids of 13.8 kPa (2 psia) RVP or less
|
storage tanks, ships, barges
|
bottle sampling
|
Liquids of 13.8 kPa (2 psia) RVP or less
|
free or open-discharge stream
|
dipper sampling
|
Liquids of 13.8 kPa (2 psia) RVP or less
|
drums, barrels, cans
|
tube sampling
|
Bottom or thief sampling of Liquids of 13.8 kPa
(2 psia) RVP or less
|
tank cars, storage tanks
|
thief sampling
|
Liquids and semi-liquids of 13.8 kPa
(2 psia) RVP or less
|
free or open-discharge stream; open tanks or
kettles with open heads; tank cars, tank trucks drums
|
dipper sampling
|
Crude petroleum
|
storage tanks, ships, barges, tanks, tank cars,
tank trucks, pipelines
|
automatic sampling
thief sampling
bottle sampling
tap sampling
|
Industrial aromatic hydrocarbon
|
storage tanks, ships, barge tanks
|
bottle sampling
|
Waxes, solids bitumens, other soft solid
|
barrels, cases, bags, cakes
|
boring sampling
|
Petroleum coke, lumpy solids
|
freight cars, conveyor, bags, barrels, boxes
|
grab sampling
|
Greases, soft waxes, asphalt
|
kettles, drums, cans, tubes
|
grease sampling
|
Asphaltic materials
|
storage tanks, tank cars, lines, packages
|
.....
|
Emulsified asphalts
|
storage tanks, tank cars, lines, packages
|
......
|
2.2 Ringkasan Metode
·
Petunjuk
ini memberikan prosedur secara manual untuk memperoleh contoh minyak bumi dan
produknya yang berupa cairan, semi-cair atau padat dari suatu tanki, pipa,
drum, tong (barrel), kaleng, tabung, kantong, dan tempat terbuka.
·
Standar
ini ditujukan secara rinci faktor-faktor yang diperlukan yang harus
dipertimbangkan dalam memperoleh contoh yang representatif. Pertimbangan ini
meliputi uji analitik yang akan diadakan terhadap contoh, tipe wadah contoh
yang akan digunakan dan beberapa instruksi khusus yang diperlukan untuk
material khusus yang akan diambil.
2.3 Hal yang Perlu Diperhatikan
·
Uji sifat
fisika dan kimia
Pengujian sifat fisika dan sifat kimia yang akan
dilakukan terhadap contoh akan menentukan prosedur sampling, jumlah sample yang
diperlukan dan beberapa kebutuhan handling.
·
Urutan
sampling
Untuk menghindari kontaminasi kolom minyak selama
sampling, dianjurkan untuk sampling dimulai dari atas kebawah dengan urutan :
surface, top, upper, middle, lower, outlet, clearance,oil-level bottom dan
running sample.
·
Kebersihan
peralatan
Semua peralatan yang akan digunakan harus bersih.
Adanya material yang tertinggal pada peralatan sampling akan merusak karakter
contoh.
·
Pemindahan
contoh
Banyaknya pemindahan contoh dari wadah yang satu ke
lainnya antara kegiatan sampling dan pengujian harus diminimalkan, karena akan
mengakibatkan hilangnya HC ringan maupun kontaminasi, sehingga akan
menghasilkan hasil uji yang salah.
·
Sample
storage & handling
Kecuali bila harus dipindahkan, contoh harus
dipertahankan tetap tertutup rapat untuk menghindari hilangnya komponen ringan.
Contoh harus dijaga selama disimpan untuk mencegah terjadinya penguapan dan
degradasi oleh sinar, panas maupun kondisi lainnya.
Bila sample tidak homogen dan sebagian akan
dipindahkan ke wadah lain, maka sample harus dilakukan pengadukan untuk
meyakinkan bagian yang dipindahkan representatif.
2.4 Peralatan
·
Alat
pengambil contoh
·
Botol
Contoh (gelas atau plastik)
·
Kaleng
Contoh
·
Penutup
wadah contoh
·
Gelas
silinder atau peralatan ukur lain
·
Peralatan
lain yang bersih dan kering.
2.5 Terminologi
Beberapa istilah yang
terkait dalam metode ini adalah :
1.
Sample :
satu bagian yang diambil/dipindahkan dari suatu
volume total yang mungkin atau tidak mungkin mengandung konstituen (unsur
pokok) dalam bagian-bagian yang sama yang ada dalam volume total tersebut.
2.
Representative
Sample :
satu bagian yang diambil/dipindahkan dari suatu volume total yang
mengandung konstituen (unsur pokok) dalam bagian-bagian yang sama yang ada dalam
volume total tersebut.
3.
Spot
Sample :
satu contoh yang diambil pada lokasi tertentu dalam satu tanki atau dari
satu pipa aliran pada waktu tertentu.
4.
Sampling :
seluruh langkah yang diperlukan untuk memperoleh satu contoh yang
mewakili (representative) dari suatu pipa, tanki atau bejana lain, dan
memindahkan contoh tersebut dalam satu wadah yang mana contoh uji yang mewakili
dapat diambil untuk analisis.
5.
Test
Spicemen :
contoh yang mewakili (representatif), yang diambil dari wadah contoh
primer atau intermediate, untuk dianalisis.
6.
Surface
sample :
spot sample yang disendok dari permukaan cairan dalam tanki.
7.
Top
Sample :
spot sample yang diperoleh 15 cm (6 in) dibawah permukaan atas dari
cairan.
8.
Upper
Sample :
spot sample yang diambil dari pertengahan 1/3 bagian atas isi tanki
(berjarak 1/6 kedalaman cairan dibawah permukaan cairan).
9.
Middle
Sample :
spot sample yang diambil dari pertengahan isi tanki (berjarak 1/2
kedalaman cairan dibawah permukaan cairan).
10. Lower Sample :
spot sample yang diambil dari pertengahan 1/3 bagian bawah isi tanki
(berjarak 5/6 kedalaman cairan dibawah permukaan cairan).
11. Bottom Sample :
spot sample yang dikumpulkan dari material pada bagian dasar tanki,
kontainer atau pipa aliran pada titik paling rendah.
catatan :
-
terminologi tentang bottom sample sangat bervariasi.
-
dianjurkan lokasinya ditetapkan secara pasti (misal 15 cm dari dasar tanki).
12.Outlet Sample
Spot
sample yang diambil dari dasar tangki pada outlet tank untuk tipe fixed atau
floating tank.
13.Clearence Sample
Spot sample yang
diambil 10 cm (4 in) dibawah lobang pipa keluar (outlet tank)
14.Drain Sample
Sample yang diperoleh
dari ‘water draw-off valve’ pada tangki timbun
Catatan :
Kadang-kadang drain sample sama dengan bottom sample untuk kasus pada tangki
mobil
15. All-level Sample :
contoh yang diperoleh dengan memasukkan beaker atau botol bertutup ke
suatu titik sedekat mungkin dengan ‘draw-off level’, kemudian membuka tutupnya
dan menaikkannya pada kecepatan sedemikian sehingga diperkirakan 3/4 terisi
saat keluar dari cairan.
16. Running Sample :
contoh yang diperoleh dengan menurunkan beaker atau botol ke batas dari
dasar ‘outlet connection’ atau ‘swing arm’ dan menaikkannya kembali ke bagian
atas dari minyak pada kecepatan yang sama sehingga beaker atau botol kurang lebih
terisi 3/4 ketika dikeluarkan dari minyak
17. Composite Sample :
gabungan dari spot sample yang dicampur dalam perbandingan volume
material dari spot sample yang telah diperoleh.
18.Tank Composite Sample
Gabungan
yang dibuat dari upper, middle dan lower sample yang berasal dari satu tangki.
19. Multiple Tank Composite Sample :
campuran dari contoh individu atau composite sample yang telah diperoleh
dari beberapa tanki atau kompartemen kapal yang berisi material dengan grade
yang sama.
20. Boring Sample :
contoh dari material yang terkandung dalam suatu tong, kotak, kantong
atau batang/balok yang diperoleh dengan melobangi material dengan suatu bor.
21. Dipper Sample :
contoh yang diperoleh dengan menempatkan suatu ‘dipper’ atau wadah
pengumpul dalam celah dari suatu aliran untuk mengumpulkan sejumlah volume
pasti pada interval waktu tetapuntuk kecepatan alir konstan atau pada interval
waktu bervariasi yang sebanding dengan kecepatan alir.
22. Grab Sample :
contoh
yang diperoleh dengan mengumpulkan kuantitas sama dari bagian suatu pengiriman
padatan
23. Grease Sample :
contoh yang diperoleh dengan menyendok/mengeduk atau ‘dipping’ sejumlah
kuantitas dari material lunak atau semi-cair yang terkandung dalam bungkus
dengan cara yang representatif.
24. Tube Sample :
contoh yang diperoleh dengan suatu tabung pengambilan contoh atau
pengambil khusus, baik sebagai suatu ‘core sample’ maupun ‘spot sample’ dari
suatu titik khusus dalam tanki atau kontainer.
2.6
Instruksi Khusus untuk Material Khusus
·
Crude
Petroleum dan Residual Fuel Oil
-
Tank Sampling tidak dianjurkan, karena pada umumnya material tersebut
tidak homogen.
-
Sangat
dianjurkan dengan Automatic Sampling ASTM D 4177
·
Gasoline
dan Distillate Product
-
Material
tersebut umumnya bersifat homogen
-
Dapat
dilakukan Tank Sampling
2.7 Instruksi Khusus untuk
Pengujian Khusus
1.
Distilasi
ASTM D 86
-
teknik
yang dianjurkan adalah prosedur Bottle / Beaker Spot Sampling
-
sebelum
sampling bottle / beaker direndam dalam material yang akan diambil
-
setelah
memperoleh contoh, secepatnya ditutup rapat dan disimpan dalam sistem pendingin
pada suhu 0 sampai 4,5 0C (32 sampai 40 0F)
2. Vapor
Pressure ASTM D 323
-
gunakan
metode sampling ASTM D 5842
3. Oxydation Stability ASTM D 525, D 873
-
hindari
kontaminasi dan terpaan sinar sewaktu pengambilan dan sample handling
-
untuk
menghindari agitasi dengan udara yang akan mengakibatkan oksidasi, contoh
jangan dituang, digoyang atau diaduk
-
wadah
contoh: gunakan gelas coklat atau botol
gelas jernih yang dibungkus
-
dianjurkan
dengan teknik running sampling, karena contoh diambil secara langsung dalam
botol. Hal ini memperkecil kemungkinan absorpsi udara, kehilangan uap dan
kontaminasi
-
sebelum
sampling botol dibilas dengan produk yang akan diambil
2.8 Prosedur Sampling ( Umum )
1.
Tindakan
Pencegahan
-
untuk
memperoleh contoh yang representatif harus dilakukan dengan hati-hati dan
aturan yang benar.
-
Pada
dasarnya uap minyak bersifat racun dan mudah terbakar, maka hindari menghirup
uapnya dan adanya percikan bunga api
2. Sample Handling
-
contoh-contoh
yang sangat mudah menguap harus dijaga dari terjadinya penguapan
-
pemindahan
contoh dari peralatan sampling ke wadah contoh secara cepat
-
setelah
dikirim ke laboratorium, contoh yang mudah menguap harus didinginkan sebelum
wadah contoh dibuka
-
contoh
yang sensitive terhadap sinar, seperti gasoline harus dijaga dalam wadah gelap
jika pengujian meliputi parameter : warna, ON, TEL Content, sludge forming
characteristic, stability test
-
container
outage – wadah contoh tidak diisi secara penuh untuk ekspansi karena perubahan
suhu dan memudahkan pada homogenisasi (mixing)
3. Sample Labeling
-
secepatnya
beri tanda dengan jelas dan titik mudah terhapus
-
meliputi
tanggal, waktu, nama petugas, nama dan nomor tanki, grade material, simbol
standar dan lain-lain.
2.9 Tank Sampling
1.
Spot Sampling Method
Kebutuhan spot sampling dapat dilihat pada tabel 4
dan lokasi (titik) sampling dapat dilihat pada gambar 1.
Tabel 4 : Spot Sampling Requirements
Tank Capacity/Liquid Level
|
Required Samples
|
||
Upper
|
Middle
|
Lower
|
|
Tank capacity less than or equal to 159 m3
(1000 bbls)
|
|
x
|
|
Tank capacity greater than 159 m3
(1000 bbls)
|
x
|
x
|
x
|
Level £ 3 m (10 ft)
|
|
x
|
|
3 m (10 ft) < level £ 4.5 m (15 ft)
|
x
|
|
x
|
level > 4.5 m (15 ft)
|
x
|
x
|
x
|
NOTE-When samples are require at move than one location in the tank, the
samples shall be obtained beginning with the upper sample first and progressing
sequentially to the lower sample.
·
Core Thief
Spot Sampling Procedure
Aplikasi :
Metode ini menguraikan alat untuk pengambilan
contoh cair/liquid yang mempunyai RVP
pada 101 kPa (14.7 psia) atau kurang dalam tangki penyimpanan, mobil tangki,
truk tangki, kapal dan tangki apung.
Peralatan:
Prinsip Kerja :
-
Periksa /
yakinkan gelas ukur dan tempat contoh dalam keadaan bersih dan kering
-
Periksa
tinggi cairan dalam tangki, gunakan automatic gage atau pengukur outage
measurement, jika diperlukan
-
Periksa
alat apakah layak dioperasikan
-
Buka
penutup bagian bawah dan atur posisi tali
-
Turunkan
alat sampai pada jenis sample yang diinginkan (lihat tabel 5). Setelah sampai
lokasi jenis sample, tutup bagian bawah dari alat dengan menarik bagian yang
kecil.
-
Tarik
kembali alat tersebut
-
Jika
sample hanya berisi setengah, tuang dalam tempat sample. Jika sample lebih dari
satu lokasi, tukar sample dalam gelas ukur dan tuang dalam tempat sample
-
Buang sisa
sample yang tidak dikehendaki.
-
Pasang
penutup pada wadah sample dan pasang label pada wadah sample.
-
Kirimkan
wadah sample ke laboratorium atau pelbagai fasilitas untuk pencampuran dan
analisis/percobaan
·
Bottle /
Beaker Spot Sampling
Aplikasi :
Prosedur sampling ini digunakan untuk sampling
liquid (cairan) yang mempunyai RVP 101 kPa (14.7 psia) atau endapan yang ada
dalam tangki-tangki penyimpanan, tangki mobil, tangki truk, kapal dan
tangki-tangki perahu/tongkang. Padatan atau semi cairan bahkan cairan bisa juga
disampling dengan menggunakan prosedur ini, yang dilengkapi dengan cairan murni
saat sampling. Untuk aplikasinya prosedur ini sering dipakai untuk sampling
contoh-contoh seperti : premium, kerosine, avgas bahkan solar.
Peralatan :
-
Botol atau
beker
-
Sebuah graduated
cylinder & container
-
Sangkar
sampling yang terbuat dari metal atau plastik yang cocok untuk menempatkan
kontainernya
-
Material
pemberat untuk menenggelamkan kontainer saat sampling
-
Tali untuk
memasukkan kontainer
Prinsip Kerja :
-
Cek botol
/ beker sampling, graduated cylinder dan kontainer harus bersih
-
Pastikan
estimet level cairan dalam tangki
-
Ikatkan
tali pemberat pada botol sample
-
Sisipkan/tutupkan
gabus pada ujung botol sample / beker
-
Lakukan
pengambilan sample seperempat botol
-
Lalu bilas
dan buang sample tersebut
-
Kemudian
mulailah lakukan sampling
-
Beri label
pada wadah sample
-
Lakukan
pengambilan sample kembali untuk keperluan laboratorium atau untuk keperluan
lain untuk pencampuran atau untuk pengujian
2. Running / All-Level Sampling
Aplikasi :
Running dan All-Level sampling dapat digunakan
untuk sampling cairan yang mempunyai RPV £ 101 kPa (14,7 psia) dalam tanki truk, shore tank, ship tank. Running
dan All-Level sampling tidak perlu representatif karena volume tanki tidak
proporsional terhadap kedalamannya dan karena operator tidak dapat menaikkan
alat sampling pada kebutuhan kecepatan pengisian secara proporsional.
Peralatan
Botol atau beker pengambil contoh yang sesuai
seperti ditunjukkan pada gambar 4, dilengkapi dengan tutup yang berdiameter 2
cm ( ¾ in ).
Prosedur :
-
Yakinkan
bahwa botol sampling dan wadah contoh dalam keadaan bersih dan kering.
-
Pasangkan
pemberat pada botol atau pasangkan botol pada keranjang sampling (cage)
-
Pada
kecepatan yang seragam, turunkan rangkaian botol sampling sampai batas dasar
atau outlet tangki, dan tanpa keraguan naikkan sehingga botol kira-kira terisi
¾ bagian saat keluar dari cairan.
-
Pasangkan
penutupnya dengan rapat, beri label dengan jelas dan segera kirimkan ke
laboratorium.
3. Tap Sampling
Aplikasi :
Prosedur Tap Sampling digunakan untuk pengambilan
sample berupa cairan yang mempunyai RVP 101 kPa (14.7 psia) atau lebih rendah
dalam tangki yang dilengkapi kran yang sesuai.
Prosedur ini juga diperuntukkan untuk cairan yang
mudah menguap pada tangki yang dilengkapi ventilasi udara dan jenis atap-balon,
spheroid dan sebagainya. (Contoh dapat juga diambil dari keran pada gelas
penduga, gage glass, bila tanki tidak dilengkapi dengan Tap Sampling.)
Peralatan :
-
Peralatan
Tap Sampling selengkapnya tertera pada gambar
-
Tiap kran
harus berdiameter 1.25 cm (1/2 inch)
-
Kran
berdiameter 2.0 cm (3/4 inch) diperuntukkan untuk contoh cairan dengan
kekentalan tinggi (minyak mentah dengan density 0.9465 atau 18 ºAPI atau
kurang)
-
Pada
tangki dengan tutup yang tidak mengapung tiap kran sample harus diperpanjang
sampai masuk ke dalam tangki minimal 10 cm. Biasanya kran sample dilengkapi
pipa kecil yang dapat mengisi botol sample dari bagian bawah / dasar botol.
-
Untuk
Tangki yang saluran outletnya disamping, supaya mendapat contoh yang bersih,
kran ditempatkan 2 cm (4 inch) dibawah dasar sambungan saluran outlet.
-
Bersihkan
dan keringkan botol, dan ukurannya sesuai untuk menampung contoh yang
diinginkan.
Prinsip Kerja :
-
Periksa
kebersihan wadah contoh / silinder gelas. Bersihkan dengan pelarut yang cocok,
bilas dengan cairan contoh.
-
Periksa
tinggi cairan contoh dalam tangki
-
Bila
contoh mempunyai RVP 101 kPa (atau kurang), hubungkan pipa penyambung secara
langsung dengan kran
-
Bilas pipa
penyambung dan botol contoh sampai bersih
-
Tampung
contoh pada wadah / silinder gelas yang sesuai. Jika contoh tersebut diperoleh
dari kran yang berbeda gunakan sebuah silinder berskala untuk memperkirakan
jumlah contoh yang telah diambil, sebaliknya kalau dari satu kran, contoh tidak
usah dipindahkan
-
Jika
menggunakan pipa pemnyambung, yakinkan ujung pipa tersebut berada di bawah
permukaan contoh pada wadah contoh selama pengisisan contoh
-
Jika
contoh sudah ditampung dalam suatu wadah (silinder gelas) simpan contoh
tersebut. Tutup rapat-rapat wadah contoh dan berilah label.
-
Lepaskan
pipa penyambung dan bersihkan, sehingga siap digunakan kembali.
-
Kirimkan
contoh tersebut ke laboratorium untul dianalisis.
4. Bottom Sampling
Bottom sampling dapat dilaksanakan dengan 3 cara
yaitu : Core Thief Bottom Sampling, Closed Core Bottom Sampling dan Extended
Tube Sampling.
·
Core
Thief Bottom Sampling
Aplikasi :
Sampling untuk mengambil contoh bagian bawah /
dasar atau mengambil contoh dari semi liqiud dalam tangki mobil dan tangki
timbun. Alat ini juga dipakai untuk mengambil sample pada level yang
berbeda-beda, baik sekali untuk sample bagian bawah dari minyak dan air yang
tidak terambil pada bagian bawah tangki, serta untuk memperoleh perkiraan
secara kuantitatif air yang ada pada bagian bawah tangki.
Peralatan :
Alat ini di desain untuk memperoleh / mengambil
sample pada 2 s.d 2,5 cm (3/4-1 inch) dari bagian bawah tangki mobil maupun
tangki timbun. Sistem peralatan seperti gamb 3.
Prinsip Kerja :
-
Alat
diturunkan ke dalam tangki dengan posisi katup terbuka (agar hidrokarbon dapat
membersihkan wadah sample), hingga menyentuh bagian bawah tangki
-
Biarkan
alat tersebut terisi sample, kemudian angkat setinggi 5 s.d 10 cm. Lalu
turunkan hingga menyentuh dasar tangki sehingga katup tertutup
-
Angkat
alat ini dari tangki dan pindahkan isinya ke wadah sample yang berlabel.
-
Kirim
sample tersebut ke laboratorium
·
Close Core Bottom Sampling
Aplikasi
:
Close Core Bottom Sampling dapat digunakan untuk
memperoleh bottom sample dari tanki mobil dan tanki timbun. Pada pengambilan
contoh Crude Oil dalam tanki timbun alat pengambil dapat digunakan untuk
memperoleh bottom sample berupa minyak yang tak diperdagangkan
(nonmerchantable) dan air pada dasar tanki.
Peralatan:
Desain alat pengambil dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat memperoleh sample yang berjarak 1,25 cm (1/2 in) dari dasar
tanki (lihat gambar 6). Tipe peralatan ini mempunyai batang valve yang akan
terbuka secara otomatis bila menyentuh dasar tangki. Sample akan masuk ke dalam
wadah melalui valve bawah dan udara akan keluar lewat valve atas serta valve
akan tertutup bila alat pengambil ini diangkat ke atas.
Prinsip kerja :
-
turunkan
pengambil contoh yang bersih dan kering melalui tutup atau lubang tangki sampai
menyentuh dasar tangki
-
setelah
penuh, angkat dan pindahkan isinya ke dalam wadah contoh
-
tutuplah
dan ber label dan segera dikirim ke laboratorium
·
Extended
Tube Sampling
Aplikasi :
Cara ini dipergunakan untuk mengambil contoh air
pada bagian dasar tangki timbun, terutama pada tangki kapal dan tongkang, tetapi
cara ini tidak dikhususkan, untuk hal-hal tertentu gunakan cara yang biasa
dipakai.
Peralatan :
Bentuk dari seperangkat alat pengambil contoh
dengan extended-tube adalah seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini
Extended-tube ini terbuat dari pipa yang lentur,
yang tersambung pada pompa penghisap, yang bekerja secara manual.
Untuk menyangga unjung pipa dan untuk dapat
menentukan titik pengambilan contoh, pipa tersebut diberi pemberat yang diikat
pada ujung kawat atau pita sedemikian rupa sehingga antara pipa dan penyangga
berjarak lebih kurang ½ inchi diatas ujung pemberat. Pipa dan kawat harus cukup
panjang, untuk dapat diulur sampai dasar tangki penyimpanan atau vessel dari
berbagai contoh yang diambil.
Untuk penempatan contoh diperlukan botol yang sudah
dibersihkan dan kering, atau wadah yang sesuai untuk keperluan tiap-tiap
contoh.
Prinsip Kerja :
-
Setelah
alat dipasang, sebaiknya pipa dan pompa bebas dari air dan tertutup rapat,
hubungkan kabel grounding pada kapal atau tangki timbun.
-
Turunkan
ujung pemberat sampai ke dasar, mulailah pengambilan contoh secara perlahan,
dan pompa pengisap secara terus-menerus dipompakan. Untuk memperkecil
kemungkinan kontaminasi, bilas pipa dengan contoh sebanyak dua kali.
-
Kumpulkan
contoh air langsung kedalam botol yang sudah kering dan bersih.
-
Jika
contoh berada pada batas yang berbeda-beda didalam tangki, pindahkan pemberat
bersama pipa pada level atau bagian yang lain. Bilas terlebih dahulu sisa
contoh yang lama. Setelah masing-masing contoh diambil dan dikumpulkan, segera
botol ditutup dan diberi label, guna persiapan untuk dikirim ke laboratorium.
-
Bersihkan
alat-alat tersebut dan pengambilan contoh selesai.
2.10 Manual Pipeline Sampling
Aplikasi :
Sampling pipa ini dipakai untuk mengambil contoh
cairan yang mempunyai RVP dibawah 101 kPa (14.7 psia) dan untuk cairan yang
kental, langsung dari pipa, pipa pengisian dan pipa distribusi.
Peralatan :
-
Sebuah
tubing atau pipa dengan sudut 45º
-
Sebuah
elbow atau pipa yang dibengkokkan
-
Sebuah
pipa yang tertutup ujungnya, dengan lubang kecil dekat tutupnya
Prinsip Kerja :
-
Atur
kerangan hingga contoh mengalir dengan kecepatan linier
-
Usahakan
kecepatan pengambilan contoh sedemikian rupa yaitu seperti kecepatan aliran
liquid yang keluar dari alat pengambil contoh atau kira-kira satu galon per jam
-
Untuk
contoh crude oil atau produk minyak bumi lainnya, contoh diambil 250 ml atau
lebih
-
Contoh
crude oil dimasukkan pada wadah tertutup. Letakkan pada tempat yang sejuk dan
kering, hindari dari cahaya matahari secara langsung
-
Masing-masing
contoh harus diberi label dan langsung dikirimkan ke laboratorium untuk
analisis.
BAB VI Standard Practice for
Sampling and Handling of Fuels for Volatility
Measurements
ASTM D 5842
3.1 Ruang
Lingkup
Mencakup prosedur dan peralatan untuk memperoleh,
mencampur dan perlakuan contoh yang representatif dari bahan bakar mudah
menguap yang akan digunakan untuk pengujian sifat volatilitas.
Prosedur ini dapat digunakan untuk fuel dengan
range antara 13 – 105 kPa (2 – 16 psia).
3.2 Ringkasan Metode
Prinsip dasar masing-masing prosedur pengambilan
contoh adalah untuk memperoleh contoh dengan suatu cara dan suatu lokasi dalam
tangki yang dapaty mewakilinya. Ringkasan prosedur sampling dan aplikasinya
ditunjukkan pada Tabel 1.
Table 1 : Summary of Gasoline Sampling Procedure and
Applicability
No
|
Type of Container
|
Procedure
|
1
|
Storage Tanks, Ship and Barge Tanks, Tank Cars,
Tank trucks
|
-
all-level
sampling
-
running
sample
-
upper,
middle and lower sample
-
top
sample
-
grab
sample
|
2
|
Storage Tanks with Taps
|
-
Tap
sampling
|
3
|
Pipes and lines
|
-
Line
sampling
-
Automatic
sampling
|
4
|
Retail uotlet and wholesale purchaser-consumer
facility storage tanks.
|
-
nozzle
sampling
|
3.4
Petunjuk Umum
1. Wadah Contoh
-
Wadah
contoh dapat berupa botol gelas berwarna coklat maupun jernih, botol
polietilena atau kaleng dari logam.
-
semua
wadah yang digunakan harus benar-benar bersih, bebas dari partikel pengotor dan
kering
-
Tutup
dapat berupa gabus maupun tutup ulir dari plastik atau logam, kualitas gabus
harus baik dan bersih, bebas dari adanya lobang-lobang dan rontokan gabus.
Kontak antara gabus dan contoh dapat dicegah dengan membungkusnya menggunakan
lembaran aluminium. Penutup karet tidak boleh digunakan.
-
Jumlah
contoh tergantung pada metode uji yang digunakan. Uji RVP secara diperlukan
botol kapasitas 1 liter, sedangkan metode Mini-VP cukup dengan botol
berkapasitas 125 mL.
2. Peralatan Sampling
Peralatan ambil contoh secara detail diuraikan pada masing-masing
prosedur sampling. Pada dasarnya semua peralatan harus berih dan kering.
3. Waktu dan Lokasi Sampling
-
Tangki
timbun, pengambilan contoh bila ada kegiatan penerimaan dan pengiriman.
-
Tangki
kapal atau tongkang, pengambilan contoh
masing-masing produk setelah vessel diisi maupun sebelum pembongkaran.
-
Tangki
mobil, pengambilan contoh dari produk sesudah dimuat atau sebelum dibongkar.
4. Penanganan Contoh
- Bahan bakar ringan dijaga dari kemungkinan
adanya penguapan.
-
peralatan
sampling adalah wadah contoh untuk tekanan uap, wadah ditutup rapat setelah
contoh terkumpul.
-
Adanya
kebocoran wadah contoh, maka tidak dapat digunakan untuk pengujian
-
Diinginkan
contoh sampai 0 – 10C (32 – 34 0F) setelah dikirim ke
laboratorium dan sebelum wadah dibuka untuk pengujian
-
Wadah
contoh tidak diisi anatara 70-85% kapasitas untuk pemuaian
-
Segera
diberi label dengan jelas
3.5 Prosedur Sampling
Prosedur Sampling standar dapat dilihat pada tabel
1, alternatif prosedur sampling dapat digunakan asalkan ada kesepakatan
tertulis yang telah dicapai.
3.51. Tank Sampling
Tank sampling meliputi Bottle sampling dan Tap
sampling
·
Bottle
Sampling :
-
prosedur
ini dapat digunakan untuk sampling terhadap fuel dengan RVP 105 kPa(16 psia)
atau kurang dalam tangki mobil, tangki timbun, tangki kapal dan tongkang
-
sistem
peralatan yang dianjurkan seperti terlihat pada gambar 3, dianjurkan diameter
tutup botol 19 mm (3/4 in)
-
Prosedur :
a.
All-level
sample:
Turunkan
botol bertutup dan berpemberat (gambar 3) sedekat mungkin dengan draw-off
level, kemudian buka penutupnya dan naikkan botol tersebut dengan kecepatan
sedemikian sehingga saat muncul dari cairan telah terisi 70-85% kapasitas
botol.
b.
Running Sample :
Turunkan
botol berpemberat dengan kecepatan tetap sampai
sedekat mungkin dengan bottom dari sambunganoutlet dan secepatnya tarik
ke atas botol tersebut sehingga saat keluar dari cairan telah terisi 70 – 80 %
kapasitas botol.
Catatan : Running atau all-level sample tidak perlu
representatif karena volume tangki tidak proporsional terhadap kedalaman dan
karena operator tidak dapat menaikkan botol dengan kecepatan sesuai yang
diperlukan.
c.
Upper sample, middle sample, dan lower sample
Turunkan botol bertutup dan berpemberat sampai pada
kedalaman yang sesuai (lihat gambar 2)
Upper
sample pertengahan dari 1/3
bagian atas isi tanki
Middle
sample pertengahan dari isi
tangki
Lower
sample pertengahan dari 1/3
bagian bawah isi tangki
Pada batas yang dipilih, bukalah tutup botol dan
biarkan sampai botol terisi penuh yang ditandai sudah tidak nampak gelembung
udara
Bila telah
penuh tarik keatas, tuangkan sejumlah kecil (15-30% isi botol) kemudian
secepatnya ditutup
d.
Top sample
Dapatkan sample ini (gambar 2)dengan cara sama
seperti pada upper sample tetapi pada 150 mm (6 in) dibawah permukaan atas isi
tanki
e.
Handling
-
botol sample setelah ditutup diberi label dan dikirim ke laboratorium
dalam botol sampling aslinya.
-
sample secepatnya didinginkan.
·
Tap Sampling
Prosedur tap sampling dapat digunakan untuk
pengambilan contoh cair dengan VP 105 kPa (16 psia) atau lebih rendah dalam
tanki yang dilengkapi dengan tap sampling atau line. Prosedur ini dianjurkan
untuk bahan mudah menguap yang ada dalam tanki jenis baloon-roof, breather,
spheroids, flootingroof tank dan lain-lain. Pemasangan tap sampling seperti
pada gambar 4
Peralatan :
-
tank tap, dipasang paling sedikit 3 buah pada level yang bervariasi
dengan pipa standar ¼ in dan valve yang cocok.
-
Tube, digunakan delivery tube untuk menghindari terjadinya kontaminasi
produk saat disampling, dengan panjang yang sesuai sampai menyentuh dasar wadah
contoh.
-
Tube chiller assembling, bila pendingin sampling digunakan maka tubing
yang berbentuk coil dimasukkan dalam ice-bath untuk mendinginkan fuel yang akan
dialirkan ke dalam wadah contoh
-
Wadah contoh, digunakan botol gelas yang bersih dan kering dengan ukuran
yang sesuai, atau dapat juga berupa wadah dari logam
Prosedur :
-
sebelum contoh dialirkan, bilas sample tap dan tube kurang lebih tiga
kali.
-
Sampling untuk RVP, maka wadah harus didinginkan sampai suhu sama dengan
suhu material dalam tangki, atau sampai 00C (320F)
-
Isi dan kosongkan wadah contoh sebanyak tiga kali
-
Alirkan upper, middle, dan lower sample secara langsung dari
masing-masing tap setelah dilakukan pembilasan
-
Tutup dan beri label secepatnya dan kirim ke laboratorium.
3.5.2. Line sampling
-
prosedur sampling kontinyu dapat digunakan untuk sampling cairan dengan
RVP 105 kPa (16 psia) atau lebih rendah yang ada dalam pipa aliran dan pipa
pengisian
-
line sampling dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan peralatan
otomatis
3. Nozzle sampling
Prosedur Nozzle Sampling dapat digunakan untuk
sampling bahan bakar ringan dari pengecer dengan tipe dispenser.
Prosedur :
-
secepatnya setelah fuel dipompakan dan pompa telah di reset hubungkan
pump nozzle dengan nozzle extension
-
isilah wadah sample secara perlahan melalui nozzle extension, sampai
70-85% kapasitas wadah
-
pindahkan nozzle extension dan tutup wadah sample, cek adanya kebocoran,
beri label dan kirim ke laboratorium.
BAB VII Standard Practice for
Automatic Sampling of Petroleum and Petroleum
Products
ASTM D 4177
4.1 Ruang Lingkup
Praktik ini mencakup informasi untuk disain,
instalasi, pengujian dan pengoperasian dari peralatan otomatis untuk ekstrak
sampel representatif dari minyak bumi dan hasil-hasilnya pada suatu pipa aliran
dan penyimpanan. Bila pengambilan contoh untuk penetapan volatilitas maka
digunakan praktik D 5842.
Praktik ini dapat dipakai untuk minyak bumi dan
hasil-hasilnya yang mempunyai tekanan uap pada suhu sampling dan penyimpanan £ 101 kPa (14,7 psi)
4.2 Terminologi
Diskripsi dari istilah pada standar ini :
- Automatic sampler
Suatu
peralatan yang digunakan untuk mengekstrak sample representatif dari aliran
cairan dalam pipa.
Catatan
:
Automatic
sampler biasanya terdiri atas : probe, sample extractor, controller, alat ukur
aliran dan wadah contoh.
2.
Automatic sampling system
Suatu
sistem yang terdiri atas : stream conditioning, automatic sampler dan pencampur
contoh.
3.
Probe.
Bagian
dari automatic sampler yang diperpanjang kedalam pipa dan secara langsung
sebagian dari cairan masuk ke sampler extractor.
4.
Sample.
Suatu
bagian yang terekstrak dari volume total yang mungkin atau tidak mengandung
unsur pokok dalam ukuran yang sebanding seperti adanya dalam volume total.
5.
Representative sample.
Suatu
bagian yang terekstrak dari satu volume total yang mengandung unsur pokok dalam
ukuran dan sebanding seperti adanya dalam volume total.
6.
Sample Controller.
Suatu peralatan yang menentukan beroperasinya sample extractor.
7.
Sampling.
Seluruh
tahapan yang diperlukan untuk memperoleh satu sample yang representative yang
terdapat dalam pipa, tangki atau wadah lainnya dan menempatkan sample tersebut
kedalam wadah contoh yang mana sejumlah contoh uji (test Specimen) yang representative dapat
diambil untuk analisis.
8.
Grab
Volume
contoh terekstrak dari suatu perpipaan dengan satu gerakan atau langkah tunggal
dari sample extractor.
9.
Sample Extractor
Suatu alat
yang memindahkan contoh (grab) dari suatu perpipaan, sample loop atau tangki.
10.
Stream Conditioning
Pengadukan
dari suatu aliran sedemikian rupa sehingga contoh representatif dapat
diekstrak.
11.
Sample loop (fast loop or slip stream)
Suatu bypass volume rendah yang dialirkan dari pipa utama
4.3 Makna dan
Kegunaan.
Contoh yang representative dari minyak bumi dan
hasil-hasinya diperlukan untuk penetapan sifat-sifat kimia dan fisika, yang
dapat dipakai untuk menetapkan atau menentukan volume standar, harga dan
memenuhi kebutuhan perdagangan dan spesfikasi yang ditentukan.
4.4 Kriteria
Pengambilan Contoh Representatif.
Kriteria berikut harus memuaskan untuk memperoleh
satu contoh yang representative dari suatu aliran :
-
Untuk campuran yang homogen dari minyak dan air, maka air bebas air ter
suspensi (Entrained Water) harus terdispersi secara seragam pada titk
pengambilan contoh.
-
Grab harus diekstrak dan dikumpulkan dalam satu cara pengaliran
proporsional yang memberikan contoh representative.
-
Grab harus pada volume yang konsisten
-
Contoh harus dijaga dalam penampung contoh tanpa mengubah komposisi
contoh. Venting uap hidrokarbon selama pengisian dan penyimpanan harus
diminimalkan. Contoh harus dicampur dan ditangani untuk meyakinkan bahwa contoh
uji representatif dapat diambil untuk analisis.
4.5 Automatic Sampling
System
Sistem Pengambilan Contoh Otomatis terdiri atas :
-
Stream conditioning dari lokasi sampling
-
Alat untuk ekstrak secara fisika dari aliran
-
Alat ukur aliran
-
Pengontrol volume total dari contoh yang terekstrak
-
Penampang contoh
4.6 Frekuensi
Pengambilan Contoh
Pedoman untuk frekuensi pengambilan contoh
dinyatakan dengan istilah “Grab per lineal distance of pipeline volume” . Untuk
melayani pekapalan dan perpipaan pedoman minimum dapat dinyatakan dalam barel
per grab :
BBL/grab
= 0,0001233 x D2 atau
= 0,79548 x d2
dengan D = diameter pipa, mm
d = diameter pipa, in
Formula persamaan tersebut untuk satu grab setiap
25 lineal meter (± 80 ft)
dari volume pipa. Frekuansi pengambilan contoh harus didasarkan pada grab
maksimal untuk ukuran penampung yang sesuai, secara umum digunakan unit LACT
(lease automatic costody transfer) atau ACT (automatic costody transfer) adalah
langkah pada 1 grab per 1 sampai 10 bbl.
4.7 Probe
·
Lokasi probe
-
Derah pengambilan contoh dianjurkan pada 1/3 penampang pipa (gambar 3)
-
Probe terbuka menghadap arah aliran dan diletakkan pada daerah dimana
hasil pengadukan cukup memadai
-
Bila digunakan vertical piping loop, lokasi probe setelah belokan ketiga
dari elbow 90° dengan
jarak maksimum 3x diameter pipa dari bengkokan atas dan tidak lebih dekat dari
½ diameter pipa dari belokan terakhir (gambar 4)
·
Desain Probe
Desain mekanis untuk probe harus cocok dengan
kondisi operasi dari pipa dan cairan
yang akan disampling. Terdapat 3 desain dasar seperti gambar 5
4.8 Automatic Sampling
Component
-
Extractor
Suatu automatic sample extractor adalah suatu alat yang meng-ekstrak
contoh (grab) dari aliran medium. Ekstraktor bisa berupa atau bukan berupa
bagian integral dari probe.
-
Controller
Suatu sample controller adalah suatu peralatan yang mengatur
beroperasinya sample extractor.
4.9 Primary Sample
Receiver
Sample Receiver / Container diperlukan untuk
menjaga dan mempertahankan komposisi contoh dalam bentuk cairan. Dikenal 2
jenis receiver yaitu stationary receiver dan portable receiver, yang keduanya
dapat didisain pada volume tetap maupun volume yang bervariasi. Bila loss of
vapor akan berpengaruh nyata terhadap analisis contoh, penggunaan receiver type
volume varibel harus dipertimbangkan. Konstruksi material harus sesuai dengan
minyak yang disampling.
-
Stationary Receiver (gambar 6)
-
Portable Receiver (gambar 7), pada umunya ringan, dengan sistem koneksi
yang mudah dan mudah diangkut. Ukuran receiver seperti pada tabel 1
Tabel 1 : Ukuran Receiver
No
|
Lokasi
|
Ukuran
|
1
|
Lease automatic custody transfer
|
10-60 L (3-15 gal)
|
2
|
Pipelines (crude petroleum)
|
20-60 L (5-15 gal)
|
3
|
Pipelines (products)
|
4 -20 L (1-5 gal)
|
4
|
Portable sampler
|
1-20 L (1 qt-5 gal)
|
5
|
Tanker loading / unloading
|
20-75 L (5-20 gal)
|
DAFTAR PUSTAKA
1. Annual
Book of ASTM Standard, Petroleum Products, Lubricants and Fossil Fuels, Volume
05.02, West Conshohocken, 1998.
2. Annual
Book of ASTM Standard, Petroleum Products, Lubricants and Fossil Fuels, Volume
05.03, West Conshohocken, 2000.
3. Kamus
Minyak dan Gas Bumi, Edisi Ke-4, PPPTMGB”LEMIGAS”, Jakarta, 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar